Senin, 30 Januari 2017

Menjerit Merana

Telat membuka mata
Ketika kau perlahan tenggelam
Hari-hari itu bak senja
Yang ku tau tak akan pernah terbit kembali
Semakin terlupa
Tanpa rekam jejak peristiwa
Menjerit merana

Ahh... hari-hari yang indah
Tak ada hari tanpa goresan senyum di wajah ini
Sisimu mewarnai tepi bahagiaku
Memberi arti sebuah notifikasi
Di setiap sudut hari yang sepi
Waktu berputar kembali
Pasti tak terjadi
Jiwa melarikan diri
Menjerit merana

Mengapa aku melewatkan kau ya, mona?
Mengapa diri ini malah memecah kaca,
Mengapa tidak berjuang menguruk gunungan emas?
Mengapa?
Aku tidak mengerti
Sesal pun tiada arti
Aku mati
Menjerit merana

Aku memang bukan pelukis
Tapi anganku selalu bisa melukismu indah
Kau menarik
Kau baik
Bagiku, kau hujan tak berintik
Tak nyata
Tak bisa kugenggam
Tak bisa kupeluk
Hanya bisa kudamba
Menjerit merana

Merela, berat rasanya
Bagai diterjang dunia dan seisinya
Tapi apalah daya
Bibit usaha tak berbuah
Bibit do'a yang tahu siapalah
Karena senyummu senyumku
Berbahagialah,
Hati
Menjerit merana
Bermunajat ....

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© An airhead's words.
Maira Gall