Senin, 26 Desember 2016

Untuk seseorang di dunia yang berbeda.

Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Birukah langit disana?
Jika kau ingin tahu,
Langitku disini mengelabu tenang.
Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Semestaku berharap engkau mewarnainya.


Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Munajatku, aku ingin bertemu denganmu.
Tuhan pun membolehkannya sekali-sekali.
Tapi mataku pun tak kuat bertemu siluetmu.
Itu pun, kalau memang benar kamu.

Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Salahkah aku mengagumimu?
Salahkah aku mengagungimu?
Aku pun tak tahu.
Waktu pun tak kunjung menahanku.
Ia hanya berdetik, membuat ketukan untuk tarianmu dipikiranku.

Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Lupakan. Aku memang tak pandai berkata.
Aku tak rupawan, bukan juga jutawan.
Aku.. aku bukan anak kekinian, aku juga susah berteman.
Aku pun tidak melihat secercah harapan.
Mungkin memang aku hanya figuran.

Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Aku lelah memikirkanmu.
Terasa seperti membuang waktu.
Tak terasa sudah empat bulan berlalu
Semenjak kau terlukis di hatiku.
Hatiku tak berhenti menderu,
Sesaat pun tak mau membelenggu.

Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Anganku,
Akankah suatu saat engkau berbalik badan,
Tersenyum tepat ke arahku?
Atau cukupkah aku melihat punggungmu yang kecil itu?
Cukupkah aku melihatmu menerjang indahnya dunia di baris depan, menggilaimu wahai nahkoda sedangkan aku hanya terduduk
Di belakang
Sebagai
Penumpang
Pecundang?

Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Rasa ini menyiksa,
Namun terkadang tersemat nikmat.
Apa yang harus kulakukan?
Melangkah saja aku tak bisa.
Aku terbingung.
Bahkan jika aku bisa berjalan,
Adakah kau di penghujung?
Bahkan jika kau ada,
Akankah indahmu untuk diriku?
Algoritma ini terasa lucu.
Seakan dunia tak berpihak kepadaku.
Untuk seseorang di dunia yang berbeda,
Mengapa harus engkau?

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© An airhead's words.
Maira Gall